Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 masih dua tahun lagi, namun gaung nama-nama calon presiden sudah mulai mengemuka, beberapa lembaga surveipun mulai merilis elektabilitas nama-nama tokoh yang berpotensi kuat menjadi calon presiden. Belum lama ini dalam waktu yang berdekatan tiga lembaga survei yaitu Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Media Survei Nasional (Median) dan Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) merilis hasil survei mereka terkait dengan elektabilitas calon presiden menjelang pemilu 2019. Hal yang menarik dari hasil survei ketiga lembaga survei ini adalah mencermati elektabilitas Presiden Jokowi dan Prabowo. Hasil survei SMRC menyatakan elektabilitas Jokowi 38,9%. Media Survei Nasional merilis Elektabilitas Jokowi hanya 36,2 % sedangkan berdasarkan hasil survey Kedai Kopi elektabilitas Jokowi hanya 44,9%. Sebagai petahana elektabilitas dibawah 50% tidak aman bagi Jokowi. Sementara itu elektabilitas Prabowo yang merupakan saingan Jokowi di Pilpres 2014 yang juga disebut-sebut sebagai penantang kuat Jokowi di Pilpres 2019 juga tidak menggembirakan bahkan jauh di bawah Jokowi. Hasil survei SMRC elektabilitas Prabowo 12,0% sedangkan hasil survei Median angka Prabowo lebih baik 23,2 % namun tetap tertinggal jauh dari Jokowi. Jika dilihat dari hasil survei ketiga lembaga tersebut tentu saja hal ini menjadi peringatan dini bagi Jokowi karena untuk petahana elektabilitas dibawah 50% itu berada pada batas yang tidak aman jika nanti ingin kembali maju dalam kontestasi politik.
Sedangkan bagi Prabowo sendiri hasil survei ketiga lembaga tersebut menunjukan bahwa Prabowo belum berhasil menjaga elektabilitasnya sehingga keinginan Prabowo untuk bisa kembali head to head dengan Jokowi seperti pilpres 2014 tidak terwujud. Elektabilitas Jokowi dan Prabowo yang masih kurang menggembirakan ini merupakan indikasi ada keinginan dari masyarakat terhadap munculnya calon alternatif. Salah satu kandidat yang memiliki potensi untuk itu adalah Panglima TNI Gatot Nurmantyo. Memang hasil survei Gatot masih kecil itu karena Gatot masih menjabat sebagai Panglima TNI yang tidak dibolehkan berpolitik praktis sehingga Gatot belum melakukan kerja politik untuk mendongkrak elektabilitasnya. Selain Gatot, ada juga beberapa tokoh yang sudah memiliki modal popularitas dan pengalaman masuk dalam bursa bakal calon Presiden. Nama-nama tokoh yang cukup layak untuk mulai dimunculkan selain Panglima TNI Gatot Nurmantyo adalah Gubernur Jawa Barat, Ketua MPR Zulkifli Hasan dan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Tuan Guru Bajang.